Artikel

Masih Pusing setelah Gempa? Anda Mungkin Mengalami Post Earthquake Syndrome

25 Nov 2022

Saat gempa bumi terjadi, Anda mungkin merasa sedikit pusing karena getaran yang terjadi. Akan tetapi, beberapa orang tetap merasakan pusing berkepanjangan, sekalipun getarannya sudah berlalu. Kondisi ini dikenal dengan post earthquake syndrome.

Meski bisa hilang dengan sendirinya, pusing yang dirasakan bisa membuat Anda tidak nyaman dan mengganggu aktivitas. Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi pusing akibat post earthquake syndrome?


Mengapa orang merasa pusing setelah gempa?

Gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu cukup membuat panik masyarakat. Pasalnya, guncangan gempa terasa hingga ke beberapa area yang jauh dari pusat gempa.

Setelah gempa terjadi, Anda mungkin bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa. Namun, ada beberapa orang yang melaporkan masih merasa pusing seolah gempa masih terjadi. Lantas, mengapa masih pusing usai gempa terjadi?

Ketika gempa terjadi, umumnya Anda akan merasa cemas, ketakutan, hingga stres. Tekanan psikologis ini bisa menyebabkan gangguan fobia yang memengaruhi fungsi vestibular.

Vestibular adalah sebuah sistem dalam otak dan bagian telinga dalam yang berfungsi mengolah informasi sensorik, termasuk pergerakan mata dan keseimbangan tubuh.

Gangguan pada fungsi vestibular inilah yang menyebabkan Anda pusing atau berilusi seperti lingkungan masih bergoyang sekalipun gempa sudah usai.

Pusing setelah gempa disebut dengan post earthquake syndrome atau post earthquake dizziness syndrome (PEDS). Ketika sindrom ini terjadi, Anda mungkin akan merasakan beberapa gejala berikut ini:

  • Pusing
  • Merasa tubuh atau lingkungan sekitar masih bergoyang
  • Cemas

Penelitian dalam jurnal Plos One menyatakan bahwa getaran gempa yang terjadi bisa menyebabkan sensasi seperti mabuk perjalanan.

Meski perlu penelitian lebih lanjut, pada jurnal tersebut dikatakan bahwa gejala PEDS lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki kondisi berikut ini:

  • Berusia di atas 21 tahun
  • Jenis kelamin perempuan
  • Berada di gedung tinggi, lebih dari 2 lantai
  • Mempunyai riwayat mabuk perjalanan, tinnitus, gangguan kecemasan, kelainan kelenjar keringat, gangguan pencernaan, gangguan berkemih, dan gangguan penglihatan.

Penelitian terdahulu dalam jurnal yang sama juga menyatakan bahwa gejala post earthquake syndrome, seperti ilusi tubuh bergoyang biasanya berlangsung kurang dari 1 menit setelah gempa terjadi.

Dikutip dari situs Wall Street Journal, gejala ketidakseimbangan tubuh setelah gempa terjadi bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa jam, atau bahkan hitungan hari


Cara mengatasi post earthquake syndrome

Cara mengatasi pusing setelah gempa atau post earthquake syndrome hampir mirip dengan cara mengatasi mabuk perjalanan, antara lain:

  • Duduk atau berbaring sejenak
  • Atur napas
  • Minum air dingin atau hangat
  • Memandang objek yang jauh

Jika memang sangat berat, Anda bisa mempertimbangkan untuk minum obat mabuk perjalanan, seperti antihistamin yang biasa dijual bebas.

Namun, jika efek gempa sampai menimbulkan gangguan stres atau trauma yang tak kunjung hilang dalam hitungan minggu bahkan bulan, dokter mungkin akan meresepkan obat anticemas atau antidepresan untuk mengatasi kecemasan yang terjadi.

Jurnal Japan Science and Technology Agency menyebutkan bahwa gangguan emosional, seperti post traumatic stress disorder (PTSD), mungkin bisa terjadi setelah gempa.

Jika hal ini terjadi, menjaga kebugaran dan menghindari kecemasan seperti membatasi berita-berita negatif di sosial media bisa sangat membantu. Melakukan fisioterapi dan pengobatan medis lainnya juga bisa mencegah gejala bertambah parah.


Sumber: https://www.sehatq.com/artikel/post-earthquake-syndrome

label icon
Actively Moving to Prevent Cancer
08 Jun 2016
label icon
Healthy Living with Eating Vegetables and Fruits
20 Sep 2018
label icon
8 Secrets to Achieving a Successful Career
27 Sep 2018
label icon
Insurance & Investment, What's the Difference?
20 Apr 2022